Jumat, 20 Desember 2013

Komik Wayang Bumi (membuka perpustakaan alam semesta - Focus)


Ada dua cerita dalam Komik Wayang Bumi dan ada dua makna  yaitu:

Membuka perpustakaan Alam Semesta:

Segala sesuatu telah tersedia dialam semesta,engkau hanya diminta untuk memikirkan, merasakannya dan melakukannya maka engkau mendapatkannya.

Ada seorang pemuda bernama Ekalawya yang bermaksud berguru kepada Bhagawan Drona. Ia ingin sekali mempelajari ilmu Danurveda yang terkenal dan hanya dimiliki oleh Sang Bhagawan. Karena Sang Bhagawan sudah berjanji kepada keluarga Hastina untuk tidak mengajarkan segala macam pengetahuannya kepada orang lain selain keluarga Bharata maka permintaan Ekalawya ditolaknya. Karena hasrat belajarnya yang kuat, Ekalawya kembali kehutan dan membuat patung Bhagawan Drona sebagai lambang Guru dalam belajar.

Pada suatu hari keluarga Hastina muda sedang berburu didampingi oleh Guru mereka yaitu Bhagawan Drona yang saat itu tinggal di perkemahan.Salah seekor anjing pemburu Hastina menyalak didepan sebuah perkemahan . Tiba-tiba anjing tersebut tertembus anak panah dengan cara yang sangat menakjubkan.Arjuna merasa heran karena ada seorang kesatria ditengah hutan yang menyamai ilmunya. Lalu ia bertanya kepada kesatria tersebut siapakah Gurunya. Satria tersebut menjawab bahwa Gurunya adalah Bhagawan Drona. Arjuna sangat terkejut.
Pulang dari berburu Arjuna langsung menemui Bhagawan Drona di perkemahan dan menyampaikan berita yang menggalaukan hatinya. "Guru, dulu Guru pernah berjanji bahwa tidak ada seorangpun selain keluarga Hastina yang akan diajarkan ilmu Dhanurveda, mengapa ada seorang didalam hutan yang menguasai ilmu tersebut dengan sempurna?" Kenapa Guru tidak menepati janji?" mendengar pertanyaan Arjuna seperti itu ia menjadi bingung. Segera Bhagawan Drona berangkat pergi menuju kedalam hutan dan menemui kesatria tersebut ditemani Arjuna dan saudara-saudaranya.

Ditengah hutan ia bertemu dengan pemuda tersebut yang ternyata adalah Ekalawya. Ekalawya terkejut melihat kedatangan Bhagawan drona lalu menyembah untuk menghormatinya dan menyatakan dirinya sebagai murid sang Bhagawan. Bhagawan Drona lalu berkata,"Anakku Ekalawya, jika engkau memang muridku kamu seharusnya menghaturkan Daksina Guru kehadapanku.
Ekalawya menyanggupinya dan meminta Daksina Guru apa yang pantas ia berikan kepada seorang Guru Drona?
bhagawan Drona meminta ibu jari kanan Ekalawya dan permintaan itu dituruti Ekalawya. Lalu Ekalawya dengan ikhlas memotong ibu jari kanannya. Saat itu juga keahlian memanah dan ilmu Dhanurveda yang dipelajarinya kalah sempurna dengan Arjuna.

"Focus " ada dalam pikiran , perasaan, tindakan (panah Arjuna)

February 23, 2010 at 12:08am
Disebuah taman luas didalam istana kerajaan yang besar dan agung yang bernama Hastina pura, terlihat beberapa orang sedang berkumpul. Tampaknya seperti murid dan guru.
Benar mereka adalah putra-putra Bharata yang sedang berkumpul untuk berlatih bersama dibawah bimbingan Mahaguru Drona.
Seseorang pemuda berbadan besar maju kedepan.”Saya sudah mempunyai anak panah yang kuat, Guru. Anak panah ini dibuat oleh Empu terbaik diseluruh negeri di marcapada ini. Saya akan menantang adik Arjuna untuk bertanding kembali”.
“Baiklah Anakku Duryudana, Jika engkau masih penasaran,”lalu Rsi Drona menoleh kearah Arjuna.” Anakku Arjuna maukah engkau menerima tantangan kakakmu?”
“Hamba siap. Guru,”Jawab Arjuna.
Kemudian pertandingan memanah berlangsung. Anak panah Duryudana tidak tepat mengenai sasaran dan anak panah arjuna yang tepat mengenai sasaran. Duryudana menjadi marah lantas ia bertanya kepada Rsi Drona.
“Guru ,kenapa saya masih kalah dengan adik Arjuna padahal anak panah saya terbuat dari logam terbaik ?”tanya Duryudana.
“Anakku, anak panahmu memang yang terbaik, jauh lebih baik dari Yang arjuna pakai. Tetapi ingatlah anak panah terlepas dari busurnya. Busur yang baik akan membuat anak panah meluncur dengan kestabilan, kekuatan dan daya jangkau yang tinggi.”Rsi Drona menjelaskan.
“Baiklah Guru, saya akan mencari busur terbagus didunia ini dan Saya akan menantang Adik Arjuna kembali,” Duryudana berkata sambil meminta diri untuk segera mencari busur terbaik.
Keesokan harinya Duryudana menantang Arjuna kembali setelah ia membawa busur terbaik yang ada di marcapada.Tetapi hasilnya tetap sama. Duryudana kalah lagi oleh Arjuna. Ia semakin penasaran lalu bertanya kepadaRsi Drona.
“Anakku Duryudana, busurmu memang yang terbaik tetapi busur tidak akan banyak gunanya tanpa adanya pemanah yang baik pula,” Rsi Drona menjelaskan.
“Maksud Guru, pemanah terbaik yang bagaimana ?” tanya Duryudana penasaran.
“Sekarang coba kalian berdua ambil busur dan anak panah lalu bidiklah sasaran burung kecil diatas pohon itu,” Rsi Drona meminta mereka mengulang kembali.
Duryudana dan arjuna segera mengambil busur dan anak panah masing-masing.
“ Duryudana dan Arjuna, apa yang kalian lihat?” tanya Rsi Drona.
“Burung kecil diatas ranting!”jawab Duryudana.
“ Kepala burung, Guru!”Jawab arjuna pendek.
Kembali Rsi Drona bertanya.” Sekarang bentangkan busur panah kalian dan perhatikan lebih baik lagi, kalian melihat apa?”
“Burung kecil diatas ranting berwarna hitam dengan sayap bersemu putih dilatar belakangnya gunung indrakila yang hijau!” jawab Duryudana bangga karena menjelaskan dengan lengkap sekaligus memamerkan pengelihatannya yang tajam.
“Kepala burung, Guru!” Jawab arjuna tidak berubah.
“ Sekarang lepaskan anak panahnya!”perintah Rsi Drona.
Duryudana dan Arjuna segera melepaskan anak panahnya. Anak panahnya meluncur deras menuju sasaran. Kemudian terlihat burung itu sudah jatuh ketanah dan hanya satu panah yang tepat mengenai kepalanya sedangkan satu panah lagi menancap dipohon tepat pada tempat burung bertengger. Panah tersebut adalah panah Arjuna.
“Focus itulah kunci keberhasilan Arjuna,” Rsi Drona menjelaskan sambil tersenyum.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar